Kamis, 01 November 2012

curhatan masa kecil

Mentari kembali hadir ketika Aku melangkahkan kakiku di pagi hari. Kicauan burung mengiringi perjalananku menuju hatimu. Kuingin seluruh penghuni bumi bangun dan melihat perjuangan cinta ini dan meneriakkannya diatas permadani cinta ini, namun itu semua hanya menjadi angan-angan belaka. Jarum pesimis telah tertambat di hatiku. Kusadar akan diriku yang bagaikan pungguk merindukan bulan. Segenap cinta ini akan kukubur jauh di lubuk hatiku, karena kutahu cinta tak harus selalu bersama.Mungkin Tuhan telah mengatur segalanya agar kau dan aku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Bagiku, kau adalah anugerah terindah dari Tuhan, Wahai Sahabat dimasa kecilku. Ketika kau mulai mengenal indahnya cinta, rasa ini semakin menggelegar didalam dadaku. Kusadari bahwa cinta itu bukan untukku, tetapi aku bersyukur masih bisa bersamamu, meskipun cinta yang suci itu untuk dirinya. Kini aku berusaha untuk tegar layaknya rumput yang terus tumbuh meski sering diinjak. Sebab aku tahu, sehabis hujan akan ada pelangi.

0 komentar:

Posting Komentar