Rabu, 07 Mei 2014

cerpen kisah nyata ojan's life

0 komentar
CERITA INI KISAH NYATA DARI KEHIDUPAN MASA KECIL SANG PENULIS, TAPI NAMA TOKOHNYA DISAMARKAN. JADI KALO SAMAI NAMATA’ DENGAN YANG ADA DI CERITAKU’ JAN MAMI KI’ TASSINGGUNG DI’ … TABE’ SELAMAT MENIKMATI… Salsa Agustina namanya, cewek yang membuat hatiku’ bergetar kayak ringtone hape. Okesip, pastimi saya ceritakan kisahku dan kisahnya… Cekidot… Dulu toh, duluuuuuu sekali, kalo nda salah kelas IV SD disitulah pertama kali kurasakan namanya cinta. Mungkin kalian smua pikir ini cimon (cinta monyet) tapi bagiku’ tena mentong. Karena disini pertama kali ka’ rasakan yang namanya berkorban atas nama cinta… Wets, berkorbannya miii… Pertama kali kulihat itu cewe’ didekat rumahku, dia tetanggaku ternyata, tepatnya tetangga baru. Entah ini pengaruh sinetron yang sering kunonton atau naluriku sebagai lelaki, saya langsung terpesona pada pandangan pertama. Tapi dulu saya itu toh ndak Nampak ki kodong kelebihanku selain berat badan, jadi malu”ka ungkapkan ki perasaanku sama dia  Trus baruka’ sadar ternyata dia satu sekolah sama saya bro, sis! Cuma beda kelaska’ iya! Hmmm, seiring berjalannya waktu, kami (saya dan Salsa) pun kenalan. Lama-lama jadi teman akrab, dan akhirnya jadi teman curhat (dia curhat ke saya). Saya sama dia ndada ji hubungan yang lebih dari teman :’) Suatu hari, saya kirim surat ke Salsa dan mengutarakan perasaanku ke dia. Isi suratnya saya lupa, tapi intinya saya bilang yang ituuuu *janganmi dibahas nah?* Dan cintaku bertepuk sebelah tangan. Salsa meng-selatan-kan perasaanku. Dan saya Cuma bisa apa pemirsa? Saya hanya diam terpaku dan tersenyum pahit kayak kopi luwak. Beberapa bulan kujalani bersahabat sama Salsa, membuat saya sedikit lupa dengan hatiku yang tersileti olehnya. Kami sering bermain bersama, cubit-cubit pipi, ahhhh kalo ingat yang satu ini jadi pengen netes *lebayna tooong*. Salsa pun sering curhat tentang Bowo (Cowok yang disukainya) namun Bowo sepertinya bukan tipe cowok yang mau pacaran. Akhirnya demi menghibur kesedihan hati Salsa, kukenalkan mi dia dengan sobat kecilku, Fauzan namanya. Dia itu cowok yang terkenal pintar, cakep, cool, dan tajir juga brosis! Kupikir” dia cocok dengan Salsa yang cantik, manis, baik hati, dan periang. Seminggu kemudian mereka pun jadian. Hatiku’ itu kayak mami karoppo yang disiram air basso. Siapa yang ndak sakit hati lihat cewek yang disuka direbut oleh sobat sendiri? Tapi lama” kupikir saya tonji yang salah karena kukasih kenalki! -____- So, mereka berpacaran dan saya hanya bisa tersenyum bahagia. Karena prinsipku itu toh, mencintai tidak harus memiliki. Toh juga kalo jodoh pasti bakal bertemu. Tapi pas si cowok ini (Fauzan) selingkuh sama cewek lain, sayami orang yang paling marah! Memberontakmi hatiku ini mau patte’ busur derajat! Untung saya terlahir dengan jiwa selembut pantat bayi. Jadi saya Cuma bisa pendam amarahku’ dalam hati. Saya bukanji juga anak yang rewa selama catatan riwayat masa kecilku’. Yah, mungkin ituji yang bisa saya ceritakan sama kalian semua, pesanku’, janganki’ seperti saya nah! Perjuangkanki cinta ta’ sampe mati! Jangan jadi pecundang kayak saya yang ndak pernah mencoba untuk mendapatkan cinta itu. Oh iyo satu lagi. Janki’ pernah lihat orang dari sisi luarnya seperti fisik, kekayaaan, popularitas, dan sebagainya karena bakalan nyassalak jeki’ insya Allah 

cerpen kisah nyata ojan's life :')

0 komentar
CERITA INI KISAH NYATA DARI KEHIDUPAN MASA KECIL SANG PENULIS, TAPI NAMA TOKOHNYA DISAMARKAN. JADI KALO SAMAI NAMATA’ DENGAN YANG ADA DI CERITAKU’ JAN MAMI KI’ TASSINGGUNG DI’ … TABE’ SELAMAT MENIKMATI… Salsa Agustina namanya, cewek yang membuat hatiku’ bergetar kayak ringtone hape. Okesip, pastimi saya ceritakan kisahku dan kisahnya… Cekidot… Dulu toh, duluuuuuu sekali, kalo nda salah kelas IV SD disitulah pertama kali kurasakan namanya cinta. Mungkin kalian smua pikir ini cimon (cinta monyet) tapi bagiku’ tena mentong. Karena disini pertama kali ka’ rasakan yang namanya berkorban atas nama cinta… Wets, berkorbannya miii… Pertama kali kulihat itu cewe’ didekat rumahku, dia tetanggaku ternyata, tepatnya tetangga baru. Entah ini pengaruh sinetron yang sering kunonton atau naluriku sebagai lelaki, saya langsung terpesona pada pandangan pertama. Tapi dulu saya itu toh ndak Nampak ki kodong kelebihanku selain berat badan, jadi malu”ka ungkapkan ki perasaanku sama dia  Trus baruka’ sadar ternyata dia satu sekolah sama saya bro, sis! Cuma beda kelaska’ iya! Hmmm, seiring berjalannya waktu, kami (saya dan Salsa) pun kenalan. Lama-lama jadi teman akrab, dan akhirnya jadi teman curhat (dia curhat ke saya). Saya sama dia ndada ji hubungan yang lebih dari teman :’) Suatu hari, saya kirim surat ke Salsa dan mengutarakan perasaanku ke dia. Isi suratnya saya lupa, tapi intinya saya bilang yang ituuuu *janganmi dibahas nah?* Dan cintaku bertepuk sebelah tangan. Salsa meng-selatan-kan perasaanku. Dan saya Cuma bisa apa pemirsa? Saya hanya diam terpaku dan tersenyum pahit kayak kopi luwak. Beberapa bulan kujalani bersahabat sama Salsa, membuat saya sedikit lupa dengan hatiku yang tersileti olehnya. Kami sering bermain bersama, cubit-cubit pipi, ahhhh kalo ingat yang satu ini jadi pengen netes *lebayna tooong*. Salsa pun sering curhat tentang Bowo (Cowok yang disukainya) namun Bowo sepertinya bukan tipe cowok yang mau pacaran. Akhirnya demi menghibur kesedihan hati Salsa, kukenalkan mi dia dengan sobat kecilku, Fauzan namanya. Dia itu cowok yang terkenal pintar, cakep, cool, dan tajir juga brosis! Kupikir” dia cocok dengan Salsa yang cantik, manis, baik hati, dan periang. Seminggu kemudian mereka pun jadian. Hatiku’ itu kayak mami karoppo yang disiram air basso. Siapa yang ndak sakit hati lihat cewek yang disuka direbut oleh sobat sendiri? Tapi lama” kupikir saya tonji yang salah karena kukasih kenalki! -____- So, mereka berpacaran dan saya hanya bisa tersenyum bahagia. Karena prinsipku itu toh, mencintai tidak harus memiliki. Toh juga kalo jodoh pasti bakal bertemu. Tapi pas si cowok ini (Fauzan) selingkuh sama cewek lain, sayami orang yang paling marah! Memberontakmi hatiku ini mau patte’ busur derajat! Untung saya terlahir dengan jiwa selembut pantat bayi. Jadi saya Cuma bisa pendam amarahku’ dalam hati. Saya bukanji juga anak yang rewa selama catatan riwayat masa kecilku’. Yah, mungkin ituji yang bisa saya ceritakan sama kalian semua, pesanku’, janganki’ seperti saya nah! Perjuangkanki cinta ta’ sampe mati! Jangan jadi pecundang kayak saya yang ndak pernah mencoba untuk mendapatkan cinta itu. Oh iyo satu lagi. Janki’ pernah lihat orang dari sisi luarnya seperti fisik, kekayaaan, popularitas, dan sebagainya karena bakalan nyassalak jeki’ insya Allah 